Penulisan karya ilmiah mengikuti dua kaidah, yaitu kaidah penulisan yang bersifat umum dan kaidah penulisan yang bersifat khusus. Kaidah umum adalah kaidah tentang bahasa indonesia baku dan ejaan yang berlaku secara umum. Kaidah khusus itu meliputi (1) cara menulis sistematika atau judul dan subjudul, (2) cara merujuk atau mengutip, (3) cara menulis daftar pustaka, da (4) cara menyajikan tabel dan gambar.
1.
Penulisan
Sistematika
A.
Aturan pertama
cara penulisan judul.
(1)
Judul ditulis di
tengah atas halaman, huruf kapital, dan dicetak tebal (bold).
(2)
Subjudul
peringkat pertama ditulis rata mulai dari tepi kiri, huruf kapital, dicetak
tebal (bold).
(3)
Subjudul
peringkat kedua juga ditulis rata mulai dari tepi kiri, huruf kapital pada awal
setiap kata, kecuali kata tugas, dan dicetak tebal.
(4)
Subjudul
peringkat ketiga ditulis rata mulai dari tepi kiri, digaris bawah/dicetak
miring, huruf kapital pada awal setiap kata, kecuali kata tugas.
(5)
Subjudul setelah
subjudul peringkat ketiga disarankan untuk ditiadakan dan ditulis teritegrasi dalam
esai/uraian . penomoran pada esai/uraian menggunakan angka arab dengan diberi
tanda kurung dua (...).
B.
Aturan kedua cara
penulisan judul.
(1)
Judul karya
ilmiah / judul bab ditengah atas halaman, huruf kapital semua, dicetak tebal,
ditulis angka romawi (misal: BAB VI).
(2)
Subjudul
peringkat pertama diberi nomor dengan
huruf kapital/ besar (A), rata tepi kiri, huruf kecil nonkapital tegak, diawali
huruf kapital pada awal setiap kata kecuali kata tugas, dicetak tebal, atau
menggunakan dua angka arab (1.1).
(3)
Subjudul
peringkat kedua diberi nomor dengan
angka arab (1.), ditulis mengikuti subbab diatasnya, huruf kecil nonkapital
tegak, diawali huruf kapital pada awal setiap kata kecuali kata tugas, dicetak
tebal, atau menggunakan tiga angka arab (1.1.1).
(4)
Subjudul
peringkat pertama diberi nomor dengan
huruf latin kecil (1), huruf latin kecil, ditulis mengikuti subbab diatasnya,
huruf kecil nonkapital tegak, diawali huruf kapital pada awal setiap kata
kecuali kata tugas, dicetak tebal, atau menggunakan empat angka arab (1.1.1.1).
(5)
Subjudul
peringkat pertama diberi nomor dengan
angka arab diberi kurung (a.), ditulis mengikuti subbab diatasnya, huruf kecil
nonkapital tegak, diawali huruf kapital pada awal setiap kata kecuali kata
tugas, dicetak tebal, atau menggunakan lima angka arab (1.1.1.1.1).
2.
Perujukan atau
pengutipan
a.
Cara merujuk
kutipan langsung
Kutipan
kurang dari 4 baris ditulis diantara tanda petik (“...”), disertai nama
pengarang,tahun dan nomor halaman. Jika ada tanda petik dalam kutipan,
digunakan tanda petik tunggal (‘...’).
b.
Cara merujuk
kutipan tidak langsung
Kutipan
yang disebut secara tak langsung/ dikemukakan dengan bahasa penulis sendiri
ditulis dengan tanpa tanda petik dan terpadu dalam teks. Nama pengarang bahan
kutipan dapat disebut terpadu dalam teks / disebut dalam kurung bersama tahun
penerbitannya. Jika yang dirujuk bagian terntentu, nimor halaman dicantumkan.
Jika yang dirujuk keseluruhan/ terlalu banyak/ meloncat-loncat halaman boleh
tidak dicantumkan
3.
Penulisan daftar
pustaka
Pada
karya ilmiah daftar pustaka ditulis langsung setelah teks berakhir (tanpa ganti
halaman baru), sedangkan untuk makalah, buku, penelitian ditulis pada halam
baru. Judul ditulis DAFTAR PUSTAKA.
Untuk artikel ditulis dari pias kiri dan ditengah untuk karya ilmiah lainnya,
jarak dengan teks diatasnya 4 spasi.
Unsur
dalam daftar pustaka:
(1)
Nama pengarang
ditulis dengan urutan: nama akhir, nama awal, dan nama tengah, tanpa gelar
akademik
(2)
Tahun penerbitan
(3)
Judul termasuk
subjudul
(4)
Tempat
penerbitan, dan
(5)
Nama penerbit
Untuk
memisahkan bagian tersebut digunakan tanda titik (.), kecuali antar kota dan
penerbit dengan tanda titik dua (:).
Contoh:
Dekker, N.1992. Pancasila
sebagai Ideologi Bangsa: Dari Pilihan Satu-satunya ke Satu-satunya Asas.
Malang: FPIPS IKIP MALANG.
Hermawan,SriSutyoko“PesonaSainsdalamFiksi”
(Online)
http://www.kompas.com/kompas%2Dcetak/0103/11/seni/peso18.htm. (diakses 4 Maret 2002)
http://www.kompas.com/kompas%2Dcetak/0103/11/seni/peso18.htm. (diakses 4 Maret 2002)
Miall, D.S. 1995. “Anticipating and Feeling in
Literary Response a Neuropsy-chological Perspektive”. Poetics. 23,
275-298 (Online) http://www.hu.mtu.edu/reader/online/20/allen20.html (diakses Oktober 2002)
Davis, A. (a.davis@uwts.edu.au). 10 Juni 1996.
Learning to Use Web Authoring Tools. E-mail kepada Alison Hunter (huntera@usq.edu.au).
4.
Penyajian Tabel
dan Gambar
a.
Tulisan ilmiah
umumnya dilengkapi dengan gambar, tabel, rumus-rumus atau persamaan –
persamaan, yang diletakkan simetris terhadap tepi kiri dan kanan kertas.
b.
Setiap tabel dan
gambar harus diberi nomor urut dan judul. Nomor urut menggunakan angka dua Arab
yang dipisahkan oleh tanda titik titik.
c.
Angka pertama
menunjukkan pada bab berapa tabel atau gambar itu berada, sedang angka kedua
menunjuk pada nomor urut tabel atau gambar tersebut di bab yang bersangkutan,
misalnya: Gambar 2.1 artinya gambar pertama pada bab 2; tabel 3.4 artinya tabel
keempat yang ada di bab 3. nomor persamaan yang berbentuk matematis, ditulis
dengan angka Arab didalam kurung dan diletakkan dibatas tepi kanan.
Judul tabel
a.
ditulis setelah
nomor tabel dengan huruf kecil, dan ditempatkan simetris di atas tabel tanpa
diakhiri dengan titik. Garis atas tabel dibuat rangkap atau tebal, sedangkan
garis bawah hanya satu.
b.
Jika tabel itu
mempunyai catatan (menyatakan sumber acuan, menjelaskan singkatan yang tidak
umum) dituliskan di bawah tabel, rata kiri. Untuk menghindari kekeliruan
catatan tabel ditandai dengan bintang, asterik, atau huruf. Hanya catatan untuk
judul tabel ditempatkan di tepi bawah halaman.
Tabel
dipenggal
a.
Usahakan tabel
jangan dipenggal, bila hal itu terjadi, lanjutan tabel diletakkan pada halaman
berikutnya, dengan nomor tabel dan kata ”lanjutan” dibelakangnya (contoh: TABEL
3.2 lanjutan).
b.
Tabel terdiri
dari kolom-kolom yang harus diberi nama dan pembatas yang tegas. Kalau jajaran
kolom ini lebih panjang dari lebar kertas, maka bagian atas tabel sebaiknya
diletakkan di sebelah kiri kertas, sedangkan tabel yang sangat lebar dan
panjang (sehingga harus dilipat) seyogyanya diletakkan di lampiran.
Laporan penelitian
a.
Laporan
penelitian juga sering dilengkapi dengan sajian gambar, grafik, peta, foto,
daftar alir, schedul, dan lain-lain.
b.
Penempatan
gambar-gambar diusahakan
c.
Penempatan
gambar-gambar diusahakan sedekat mungkin dengan uraian dalam teks yang
berkaitan dengan gambar tersebut. Gambar hendaknya disajikan pada bagian atau
pada halaman sesudah uraian teksnya dan jangan sebaliknya.
Nomor gambar
a.
Setiap gambar
harus mempunyai nomor gambar dan diiukuti dengan judul gambar yang dibuat sedemikian
rupa sehingga simetris terhadap gambar dan diletakkan di bawah gambar (ingatlah
nomor dan judul tabel diletakkan di atas tabel, sedangkan nomor dan judul
gambar tabel, sedangkan nomor dan judul
gambar diletakkan di bawah gambar).
b.
Keterangan gambar
sebaiknya diletakkan di tempat yang lowong di dalam gambar. Gambar yang
bentuknya memanjang sepanjang kertas, bagian atas gambar ditempatkan di sebelah
kiri kertas.
Comments
Post a Comment