Skip to main content

JIKA CINTA PRODUK INDINESIA MAKA CINTA INDONESIA


http://riaumandiri.co/assets/berita/31140377931-produk-indonesia.jpg

Arti  Cinta Produk Dalam Negeri
            Indonesia masih dihadapkan pada problem besar berupa tingginya serbuan barang-barang impor. Di saat yang sama, harapan terdongkraknya penggunaan produk-produk domestik melalui penerapan regulasi dan program stimulan seperti kampanye program cinta produk dalam negeri seperti mengalami mati suri. Dalam hal ini pemerintah tengah gencar menggembar-gemborkan nasionalisme kepada masyarakat Indonesia. Nasionalisme merupakan paham yang dianut untuk mencintai segala sesuatu yang ada di dalam bangsa. Cinta produk dalam negeri merupakan salah satu bentuk nasionalisme cinta terhadap bangsa. Kalau rasa cinta tanah air ini ingin diwujudkan dalam keseharian, sebenarnya bisa dimulai dengan yang mudah. Awali lah dengan mencintai produk anak bangsa sendiri. Ada beberapa implikasi yang akan memancar jika kita 100 persen cinta dengan produk dalam negeri,antara lain:
  1. Menunjukkan adanya keberpihakan.
  2. Memilih produk dalam negeri, berarti menghidupi saudara sebangsa setanah air. Uang yang digunakan untuk membeli produk dalam negeri akan beredar kembali di dalam negeri.Dan itu akan menjadi power bagi gerakan perekonomian masyarakat. Harus disadari bahwa dengan membeli produk dalam negeri, kita sudah membantu menghemat devisa negara.   







 
Untuk file presentasi sama makalahnya bisa di download disini

Comments

Popular posts from this blog

Ciuman Bisa Menyehatkan Hubungan Pasutri

Menurut Wikipedia, Ciuman adalah perbuatan menekankan bibir seseorang terhadap salah satu anggota tubuh diri sendiri atau orang lain. Sebuah ciuman dapat digunakan untuk menyatakan banyak perasaan, antara lain cinta, gairah, kasih sayang, rasa hormat, salam, dan persahabatan. Beberapa ilmuwan berpendapat bahwa ciuman adalah perilaku yang kita pelajari, alias bukan insting dari kita lahir. Contohnya setelah kita nonton film yang punya adegan ciuman, kita jadi pengen nyoba ikutan. Kenapa kita suka ciuman? Banyak faktor yang menyebabkan kenapa banyak manusia yang suka sama Ciuman. Berciuman tentu sangat menyenangkan, saat kita merasa begitu menyatu dengan pasangan seraya merasakan debar jantung dan hembusan napasnya. Bukan hanya itu, dibalik nikmatnya ciuman mengandung sejumlah fakta menarik. Apa saja? Bukan hanya sekadar chemistry Saat paling menyenangkan melakukan ciuman adalah ketika pasangan sudah saling memiliki hubungan emosional yang kuat dan suasananya tepat,...

Kenapa 1 Hari ada 24 Jam?

Pernahkah kita bertanya mengapa dalam 1 hari ada 24 jam, dalam 1 jam ada 60 menit, dan dalam 1 menit ada 60 detik? Saat ini kita menggunakan sistem desimal sebagai sitem bilangan sehari-hari, yaitu sebuah sistim bilangan berbasis 10. Namun kenapa pengukur waktu kita menggunakan sistem duodesimal (basis 12) dan sexadesimal (basis 60)? Alasan kenapa digunakan bilangan 60 adalah bilangan ini bilangan terkecil yang bisa dibagi oleh enam angka pertama yaitu: 1,2,3,4,5,6. Jadi dengan mudah kita bisa terbayang: 1/2 jam = 30 mnt, 1/3 jam = 20 menit, 1/4 jam = 15 menit, dst. Bayangkan kalau satu jam = 100 menit, berarti 1/3 jam = 33,333 mnt??? Susahkan? Kalau kata matematisnya, 60 itu highly composite number , atau bilangan yang angka pembaginya/faktornya banyak, yaitu 1,2,3,4,5,6,10,12,15,20,30,60.  Sejarahnya... Sekitar tahun 1500 SM, orang-orang Mesir kuno menggunakan program bilangan berbasis 12, dan mereka mengembangkan sebuah alat jam matahari berbentuk sepert...

Stereotip di Indonesia

Menurut Wikipedia, Stereotipe adalah penilaian terhadap seseorang yang hanya berdasarkan persepsi terhadap kelompok di mana orang tersebut dapat dikategorikan. Stereotipe merupakan jalan pintas pemikiran yang dilakukan secara intuitif oleh manusia untuk menyederhanakan hal-hal yang kompleks dan membantu dalam pengambilan keputusan secara cepat. Namun, stereotipe dapat berupa prasangka positif dan juga negatif, dan kadang-kadang dijadikan alasan untuk melakukan tindakan diskriminatif. Sebagian orang menganggap segala bentuk stereotipe negatif. Padahal faktanya stereotipe dapat berupa prasangka positif dan negatif, dan kadang-kadang stereotipe dijadikan alasan untuk melakukan tindakan diskriminatif. Stereotipe jarang sekali akurat, biasanya hanya memiliki sedikit dasar yang benar, atau bahkan sepenuhnya dikarang-karang. Water Lippman sampai saat ini dianggap sebagai orang pertama yang merumuskan stereotip dan membahasnya secara ilmiah dalam bukunya : Public Opinion, terbi...